Berharga di Mata-Nya
Kecelakaan membuat tubuh Yohanna Nainggolan tidak berdaya. Setelah didera rasa kecewa teramat dalam atas berbagai peristiwa yang menimpanya, ia pun melancarkan aksi protes kepada Tuhan Yohanna tak mau lagi bernyanyi. Tapi, sang Penjunan tetap setia. IA mengasihinya sampai Yohanna sadar bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan hal jahat kepada setiap anak-anak-Nya.
Memprotes Tuhan
Kehilangan Mama tercinta yang dipanggil Bapa ke surga masih terbayang di pelupuk mata Yohanna Nainggolan. Maklumlah, sebagai bungsu dari empat bersaudara, Yohanna mengaku sangat dekat dengan mama. Sosoknya yang riang dan hari-harinya yang selalu dihiasi tawa canda, kini berubah menjadi pendiam dan tertutup. Yohanna memiliki bakat menyanyi, namun sebagai bentuk protes pada Tuhan, seketika itu ia memutuskan berhenti menyanyi. “Aku bisa menyanyi karena turunan dari mama yang memang hobi menyanyi. Aku bilang sama Tuhan kenapa Mama diambil? Temanku saja masih punya mama,” kenang Yohanna.
Selama 3 tahun, gadis bertubuh mungil ini enggan berurusan dengan segala sesuatu yang berbau dengan musik.Ia berharap aksi protesnya tersebut memberikan ketenangan baginya. Dugaannya meleset. Berbagai masalah justru datang menghampirinya.Termasuk kegagalan masuk ujian saringan di Universitas Sumatera Utara. Setelah hampir setahun menganggur, tahun 2003, akhirnya Yohanna memutuskan hijrah ke Jakarta dan mengambil studi di sana.
Kebekuan hatinya untuk menyanyi terus berlanjut hingga memasuki tahun keempat. Tahun 2005 hatinya kembali berduka. Kini giliran Ayahanda tercinta, P. Nainggolan meninggal dunia akibat komplikasi penyakit jantung, diabetes, dan strok. Ia mencoba menghibur diri dengan berbagai kesibukan. Suatu hari, salah satu teman kuliah Yohanna, mendaftarkannya ke salah satu ajang “Pemuda Bermazmur” yang diadakan oleh musisi terkenal, Vicky Sianipar. Mau tak mau, akhirnya Yohanna mengikuti ajang tersebut dan untuk pertama kalinya ia kembali ke dunia tarik suara. Meskipun hanya masuk 20 besar, Vicky Sianipar mengajak cewek pelahap masakan Batak itu bergabung dengannya. Malang melintang di dunia tarik suara mulai dari ajang nasional hingga Internasional seperti Java Jive.
Kendati, tawaran menyanyi terus berdatangan, Yohanna tetap menomorsatukan studinya. Dan ia pun lulus dengan nilai memuaskan. ”Aku mulai berbaikan dengan Tuhan. Secara bertahap luka batinku terobati,” katanya tersenyum. Saat ia manggung, salah satu penonton ada yang tertarik dengannya. Di situ ia langsung ditawari bekerja di sebuah perusahaan advertising milik Amerika.
Posisi Account Excutive yang diembannya sangat menyita waktu. Terkadang, harus pulang malam demi meng-entertain klien. Kariernya terus melesat dan otomatis membuat pundi-pundi rezekinya semakin banyak. “Aku hanya berpikir mumpung masih muda mengapa tidak?,”ujarnya tertawa. Bertemu dengan banyak orang hebat tak serta merta membuat Yohanna kehilangan arah. Ia tetap sebagai gadis yang sopan dan menuruti nasehat kakak laki-lakinya yang dianggap sebagai pengganti orangtuanya. Akibat larut dalam kesibukan, Yohana tak sadar jika pelayanannya terabaikan. Setelah ia bekerja justru tak pernah menyanyi lagi untuk Tuhan.
Dihajar Lewat Kecelakaan
Tahun 2008, cewek berwajah manis ini kembali menginjakkan kakinya di kota kelahirannya, Medan. Belum sempat ia beramah tamah dengan kota itu, Yohanna yang berboncengan dengan salah satu teman abangnya mengalami kecelakaan. “Baru berjarak 10 meter dari rumah, ada anak kecil yang lewat tiba-tiba. Di situ kami sangat kaget dan akhirnya terjatuh. ”Yohanna tak merasakan apapun paska kecelakaan tersebut. Layaknya orang yang terjatuh, ia hanya merasakan nyilu pada kakinya yang memang telah lebam.
Seminggu kemudian ia pun terkejut karena kakinya tak bisa digunakan untuk berjalan. Jika kakinya digerakkan akan terasa sakit sekali hingga membuatnya tergeletak tak berdaya. Melihat keadaannya seperti itu pihak keluarga memutuskan memeriksakan Yohanna ke dokter. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa ada pergeseran tulang belakang. Tidak ada perkembangan yang berarti hingga berbagai usaha pun telah dicoba termasuk berobat ke sinsei. Hasilnya bukannya membaik justru semakin parah.Kaki kirinya pun mengecil sebelah dan membuat Yohanna berjalan timpang ke sebelah kiri. Untuk meredam sakit yang ditimbulkannya, Yohanna diberi obat pereda rasa nyeri. Sesaat kemudian rasa nyeri itu memang hilang namun meninggalkan efek yang serius. Wajahnya yang manis dipenuhi noda hingga nyaris hancur, belum lagi rambutnya yang mengalami kerontokan.
Melihat kondisi sang adik, kakak tertua Yohanna memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Dokter menyarankan untuk operasi dan memasang papan pan di kakinya.Tapi, Yohanna menolaknya.Belum tuntas sakit di kaki, masalah lain timbul.Tepat di bawah lehernya terdapat benjolan sebesar telur puyuh.Dan, Yohanna divonis mengidap kanker kelenjar limpa.”Tubuhku terus nge-drop dan jujur, aku lelah secara fisik.Dunia seolah runtuh untukku,” kata pemilik bermata indah ini.
Tiga bulan kemudian, dunianya yang dianggapnya runtuh, mulai menitikkan harapan.Yohanna dibawa ke rumah salah satu kerabatnya di Aceh. Di sana ia dirawat dengan pengobatan tradisional. Salah satunya dengan terapi air.Dengan memegang sebatang dahan pohon, tubuh Yohanna yang separuhnya terendam ke air sungai yang mengalir deras sehingga membuat otot-otot tubuhnya terutama kakinya seperti ditarik-tarik. “Bayangkan, kesenggol sedikit saja sakitnya luar biasa apalagi ini sampai ditarik-tarik,”ungkapnya dengan mimik meringis.Kurang lebih 3 bulan, terapi air dilakukan secara intensif dan hasilnya pun mulai terlihat.
Berkat Tuhan
Selama sakit, Yohanna banyak melakukan perenungan dibandingkan melancarkan aksi protes seperti yang terjadi sebelumnya.Sejak sakit justru hubungannya dengan Tuhan makin karib dari hari ke hari. “Tuhan punya cara yang ajaib dalam menyembuhkanku. ” Sebagai ungkapan syukur atas kesembuhannya itu, Yohana memutuskan untuk aktif dalam pelayanan. Baginya, apa yang dialami merupakan hadiah dari Tuhan yang tak ternilai harganya.
Dengan memegang prinsip komitmen dan konsistensi dalam memuliakan nama Tuhan, jemaat Gereja Kristen Indonesia Kota Wisata, Cibubur Jakarta ini mengaku tak pernah memilih-milih tempat pelayanan. “Abangku selalu bilang apa yang kita punya di dunia ini tidak akan kita bawa. Jadilah berkat bagi orang lain, Jangan pernah takut dengan segala yang ada asal kita berjalan bersama Tuhan.”
Lewat suaranya yang indah, selain melakukan pelayanan ke gereja-gereja, gadis kelahiran 27 tahun silam itu juga telah menelurkan sebuah album perdana berjudul My Redeemer. Album yang pengerjaannya hanya memakan waktu selama 3 bulan tersebut rata-rata mengisahkan tentang perjalanan hidup Yohana. Ketika disinggung impiannya ke depan, pelantun lagu Ho Do Rajaku ini pun menjawab singkat, ”Pengen duet dengan kak Ruth Sahanaya.” Okelah, semoga impianmu menjadi kenyataan.
Terpujilah TUHAN YESUS yang luar biasa, DIA melebihi segalanya...
ReplyDeleteSukses kk Yohan.. Maju terus!!!
TUHAN YESUS MEMBERKATI